Kuliah di Inggris bukan cuma khayalan bagi mereka yang berdoa dan berusaha

INDBeasiswa- Bagi anggapan mayoritas orang Indonesia disabilitas merupakan penghalang terbesar dalam meraih mimpi. Sehingga tidak jarang mereka yang disabilitas diejek dan dihina bahkan diperlaku dengan tidak adil.

Kisah inspiratif kali ini diceritakan oleh Muhammad Zulfikar Rakhmat yang mengalami disabilitas akibat gangguan pernafasan (Ashpyxia Neonatal) yang dialami oleh ibunya saat akan melahirkan dirinya. Karena gangguan ini maka dirinya mengalami gangguan pada sistem saraf motorik.

Menurut dokter yang pada waktu itu menangani proses kelahirannya mengatakan bahwa Muhammad Zulfikar Rakhmat yang pada saat itu masih dalam kondisi bayi tidak akan mempunyai umur yang cukup panjang.

PERJUANGAN MERAIH MIMPI SEORANG ANAK DISABILITAS

kuliah-di-inggris-kisah-inspirasi-disabilitas-bukan-penghalang-meraih-s2-di-university-of-manchester

PERTUMBUHAN YANG LAMBAT

Hal ini makin diperparah dengan proses perkembangan Muhammad Zulfikar Rakhmat yang lebih lambat daripada anak seusianya. Bayangkan saja diumur 4 tahun, ia baru belajar berdiri dan berjalan ketika menginjak umur 7 tahun. Dengan keterbatasan fisiknya ini bahkan membuatnya tidak bisa melakukan banyak hal termasuk menulis.

ORANG TUA YANG GIGIH

Kedua orang tuanya tidak pernah menyerah dengan keadaan dan selalu berusaha untuk menyekolahkannya di sekolah yang normal sekalipun harus melakukan beberapa rangkaian tes untuk menunjukkan bahwa dirinya memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan anak lainnya.

Berkat keteguhan dari kedua orang tuanya maka  ia memulai pendidikannya di sebuah sekolah SD dan ia merasa beruntung sekali karena tidak bersekolah di sekolah luar biasa.

SD SEPERTI NERAKA

Pendidikannya di SD tidak begitu bahagia. Sempat mendapatkan tekanan dan hinaan serta pukulan dari beberapa temannya. Pikirannnya kala itu hanya ingin datang terlambat ke sekolah dan pulang secepatnya.

Ia hanya bisa menangis bila mendapat perlakuan kejam dari temannya dan sangat iri bila melihat teman-temannya berlari saat istirahat sedangkan dirinya hanya berdiam diri di dalam kelas.

AKU INGIN JADI GURU

Baginya menjadi seorang guru adalah merupakan cita-citanya sewaktu SD. Namun cita-cita tersebut diragukan dan tidak dianggap. Dia ditertawakan dan diejek. “Nulis di papan tulis saja tidak bisa mau jadi guru”, kata teman-temannya waktu itu.

Ia bersyukur sekali dibalik perlakuan yang tidak adil tersebut, ia mempunyai orang tua yang sangat hebat dan selalu mengatakan “jangan biarkan keterbatasan mengalahkanmu” dan pesan itulah yang selalu ia pegang dan tanamkan untuk melalui hari-harinya disekolah.

START PERJALANAN MIMPI

Lulus dari bangku SD, ia teruskan ke SMP. Hinaan dan cercaaan tentunya masih ada dan ia hadapi walau kali ini tidak dengan air mata. Ia memacu dirinya sendiri untuk meraih apa yang diraih oleh teman-temannya. Berbekal ‘doa dan kerja keras’ membuatnya mendapatkan jalan untuk meraih apa yang ia harapkan. Pada beberapa kesempatan selama di SMP ia terpilih untuk mewakili lomba pidato bahkan terpilih juga menjadi santri terbaik.

SMA DI LUAR NEGERI

Kesempatan yang lebih besar kini menghampiri Muhammad Zulfikar Rakhmat untuk melanjutkan sekolah ke SMA di Qatar. Wow… SMA diluar negeri. Tidak banyak orang mendapatkan kesempatan seperti yang dialami Muhammad Zulfikar Rakhmat.

Sekolah di Qatar ternyata berbeda dengan yang ia alami di Indonesia. Tidak ada yang namanya hinaan dan cercaan lagi. Belajar bahasa Arab dan mencari teman merupakan pengalaman yang tidak bisa ia lupakan.

DAPAT BEASIWA UNTUK S1

Hal lain yang tidak kalah berkesan baginya adalah mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan S1 di Qatar University dengan beasiswa. Jurusan yang ia ambil sewaktu kuliah di Qatar adalah Hubungan Internasional dan berfokus pada Politik Timur Tengah dan Politik Islam.

Makna persahabatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya akhirnya ia dapatkan selama menempuh pendidikan S1 di Qatar University.

KINI SUDAH SAMPAI INGGRIS

Dokter boleh memvonis dirinya tidak akan bisa hidup lebih lama setelah kelahirannya namun Tuhan ternyata berkata lain. Kini ia sudah menamatkan pendidikan S1 di Qatar university dan sedang melanjutkan S2 di University of Manchester, Inggris.

Ia lebih terkejut lagi ternyata di Inggris semua anak berkebutuhan khusus bisa masuk dengan mudah di semua sekolah. Tidak ada perbedaan dengan murid lainnya. Semua sekolah memiliki fasilitas untuk menunjang mereka yang berkebutuhan khusus.

AKU SUDAH NORMAL

Kini saraf, tangan dan lidah miliknya telah kembali berfungsi dengan baik, berfungsi dalam arti yang sebenarnya. Ia sudah normal dan siap membuat perubahan buat dunia. 

Ingin mengetahui lebih lanjut tulisan-tulisan Muhammad Zulfikar Rakhmat silahkan berkunjung ke zulfikars.com

Sebarkan artikel ini untuk membangkitkan semangat juang bagi keluarga dan teman-teman sekeliling anda.



Pingin berbagi cerita dan pengalaman kuliah serta inspirasi pendidikan kamu alami. Jika tidak keberatan, Silahkan kirimkan ke INDBeasiswa. Sesederhana apapun tulisan yang kamu tulis bisa menjadi inspirasi untuk saudara-saudara kita di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Caranya? Klik disini ya!

Baca juga:

KULIAH DI LUAR NEGERI : BAGAIMANA RASANYA KULIAH DI SWISS?

STUDYING ABROAD : BERBAGI PENGALAMAN KULIAH DI HONG KONG

scholarship/ beasiswa/ cerita kuliah/ cerita inspirasi

Sumber artikel: indonesiamengglobal.com