INDBeasiswa.com – Jika sebelumnya teman-teman kita sudah membagikan pengalamannya mendapatkan beasiswa pada Cerita Inspirasi Beasiswa. Kali ini ada pengalaman dari Bapak Guru Sunarto Natsir yang mengabdi di salah satu sekolah di daerah terpencil dan berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri! Berikut kisahnya.

Kisah Pak Sunarto, Guru di daerah terpencil mendapatkan Beasiswa Luar Negeri

Kuliah di luar negeri merupakan mimpi banyak orang, kualitas pendidikan di luar negeri merupakan salah satu alasan yang membuat banyak orang berminat untuk melanjutkan pendidikan di belahan dunia yang lain. Namun mahalnya biaya pendidikan luar negeri, membuat banyak orang mengakalinya dengan mencoba berbagai beasiswa untuk kuliah ke luar negeri.

Tak terkecuali, Pak Sunarto, salah seorang guru di SMP Negeri 7 Budong-budong Kab. Mamuju Tengah, yang telah mengabdi selama 4 tahun di salah satu sekolah yang terbilang terpencil. Beliau menjadi salah satu orang yang beruntung mendapatkan Beasiswa Turkiye Burslari dari Pemerintah Turki pada tahun 2019. Saat ini beliau sedang menempuh pendidikan di Anadolu University, salah satu universitas ternama yang ada di Turki dengan mengambil jurusan Education Management.

Pengabdian di Sekolah Terpencil

cerita inspirasi pak sunarto mengabdi sebagai guru di daerah terpencil
Sumber Gambar: Foto Pribadi

Menginjakkan kaki pertama kali di Desa Pasapa sejak 2015. Sebuah desa yang terbilang jauh dari pusat kota, jangankan jaringan telepon, saat itu jaringan listrik pun sangat sulit. Penduduk desa hanya menggunakan tenaga diesel pada malam hari untuk menerangi pemukiman mereka.

Namun kondisi ini tak menyurutkan langkah Pak Sunarto untuk mengabdi di daerah tersebut. Beliau terus mencoba untuk berbagi ilmu yang dimilikinya. Dengan slogan “Meskipun kita terpencil, semangat kita jangan pernah mengecil” ia selalu dengungkan ke anak didiknya yang hanya berjumlah 50 orang (saat itu) untuk memompa semangat mereka agar tetap berjuang di daerah yang serba terbatas dan tak lupa membangun mimpi anak-anak pelosok untuk tetap melihat dunia luar.

Beliau terus berusaha memperbaiki mutu pendidikan di SMP Negeri 7 Budong-budong. Mulai dari merancang kurikulum sekolah, melakukan program literasi, program keagamaan, program green school dan lainnya. Mungkin bagi sekolah yang lain, program ini biasa saja, tapi bagi sekolah terpencil program ini banyak mengalami kendala. Mulai dari paradigma peserta didik dan guru yang berbeda hingga kurangnya sarana dan prasarana. Bahkan terkadang beliau harus mengajar berbagai mata pelajaran di kelas yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Hal ini dikarenakan kurangnya guru yang mau mengabdi di daerah terpencil. Lewat dedikasinya inilah beliau dipercayakan sebagai wakil kepala sekolah merangkap urusan kurikulum di sekolah tersebut.

Selain pengabdian tersebut, Pak Sunarto juga terus mengasah kemampuan di bidang pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan lolosnya beliau menjadi salah satu guru yang dididik oleh Lembaga Sekolah Guru Indonesia di Bogor pada tahun 2016, kemudian pada tahun 2018 berhasil meraih sebagai guru professional di Universitas Negeri Surabaya. Pada tahun 2019, beliau juga terpilih sebagai guru yang mewakili Sulawesi Barat untuk dibina dalam program Sekolah Anti Korupsi untuk Guru (SAKTI) yang diadakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) di Jakarta. Dan di tahun yang sama berkat tulisannya beliau berhasil mewakili Provinsi Sulawesi Barat untuk berangkat ke Jakarta dalam rangka workshop perlindungan guru yang diadakan oleh Kemendikbud dan Workshop Instruktur Literasi Nasional.

Pencapaian terbaiknya yaitu di tahun 2019. Beliau berhasil mewakili Indonesia ke Jepang dalam Program Bantu Guru Melihat Dunia yang diadakan oleh PPI Dunia. Beliau berhasil lolos seleksi dari 500 lebih peserta yang mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia. Bersama salah seorang guru SD di Palembang, Pak Sunarto mendapatkan kesempatan untuk mempelajari langsung sistem pendidikan di Negeri Sakura khususnya di Kota Osaka.

Perjuangan Meraih Beasiswa

“Saya bukan orang yang pintar ataupun hebat, tidak juga merupakan orang dengan prestasi segudang, namun saya memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan utamanya daerah terpencil, saya aktif di berbagai kegiatan dan memiliki beberapa visi dan rancangan tentang beberapa hal terkait pendidikan, saya menjadikan itu sebagai nilai jual saya dalam mendaftar beasiswa.”

Beasiswa Turkiye Burslari ini adalah salah satu beasiswa yang ia daftar. Pernah juga mencoba mendaftar beasiswa Chevening untuk ke Inggris, namun tidak dilanjutkan karena posisinya sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menurut undang-undang harus mengabdi selama 2 tahun. Dan juga saat itu bertepatan dengan program pendidikan profesi guru yang harus diikuti di Surabaya, Jawa Timur.

Mendapatkan beasiswa bukanlah hal yang mudah, perlu proses yang panjang yang harus dilalui. Mulai dari persiapan bahasa inggris, tak tanggung-tanggung beliau harus belajar di Kampung Inggris Pare, Kediri selama 3 bulan untuk meningkatkan kemampuan bahasanya.

Saat mengikuti seleksi beasiswa Turki, Pak Sunarto harus melewati tahapan seleksi administrasi pada bulan Februari 2019. Meskipun dalam proses seleksi tersebut berbagai keraguan muncul karena dia hanyalah guru dari daerah pelosok, namun Pak Sunarto tetap menyiapkan diri semaksimal mungkin. Saat bulan Juni, akhirnya pengumuman pun keluar. Dari ribuan pendaftar, beliau termasuk dari 150 orang yang dipanggil untuk melakukan wawancara di Jakarta. Di sesi inilah yang sangat menentukan, dia harus memaparkan proposal penelitian dan meyakinkan 4 orang interviewer dari Turki. Proposal Tesis yang diajukan adalah “Development of a school partnership program for Indonesia – Turkey in facing global challenges based on agreements agreed upon by the two countries”

Cerita Inspirasi Guru di daerah terpencil mendapatkan Beasiswa Luar Negeri
Sumber Gambar: Foto Pribadi

Alhamdulillah pada bulan Juli, Pak Sunarto dinyatakan berhak untuk mendapatkan beasiswa Turkiye Burslari. Setelah mengurus visa dan berbagai berkas di Jakarta, pada awal bulan September untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di negeri dua benua tersebut.

Tentunya setiap keberhasilan yang didapatkan, tak lepas dari dukungan orangtua dan istrinya. Dan juga pemerintah daerah Kab.Mamuju Tengah serta rekan-rekan di SMP Negeri 7 Budong-budong.

Baca Juga


Mari berbagi pengalaman dan cerita mengenai motivasi belajar dan beasiswa yang anda dapatkan kepada saudara-saudara kita yang mungkin belum seberuntung anda. Sesederhana apapun tulisan yang anda tulis bisa menjadi inspirasi untuk saudara-saudara kita di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Kirimkan tulisan ke alamat email: indbeasiswa@gmail.com dalam bentuk softcopy (.doc/.docx) dengan format tulisan sebagai berikut :

  1. Nama
  2. Alamat e-mail
  3. Judul tulisan
  4. Isi cerita/pengalaman
  5. Foto kegiatan

Yuk, manfaatkan kesempatan ini untuk membagikan pengalaman dan cerita kita. Jangan lupa bahwa ilmu dan pengalaman akan lebih bermanfaat jika dibagikan kepada orang lain.